vie

vie

Minggu, 27 Februari 2011

Adat Berkasih - Achik & Nana

Andai engkau merindu
Pastinya ku renung bulan
Ada apa pada rembulan
Tentunya ada wajahmu
Kiranya ada awan
Pastiku menangis mencarimu

Dulu gurau gurauan

Kini kita bercinta
Memori kasih berkasih
Menjadi resipi kasih

Kekalkan nikmat bercinta

Jangan dinoda lagi
Istana idaman kita
Pasti terbina jua

Anak sembilang di tapak tangan

Orang menjauh kita berangan
Burung merpati terbang sekawan
Orang membisu kita berangan
Berarak mega di kala senja
Orang berkasih bermanja-manja
Adat yang lama jangan dilupa
Jadi pedoman di hari muka

Andai aku lautan

Akan ku jadi pantainya
Bila ku menjadi bintang
Ku terbang menemanimu
Andaiku di gunung salji
Pastiku daki
Bahagia

Resepi Berkasih – Achik & Nana

Benarkah cinta membawa bahagia
Ceriakan hidup insan
Benarkah katamu hidupkan derita
Jika tiada rasa sayang
Tiada kekasih

Cinta yang sejati

Membawa cahaya
Menyinari hidup kita
Tunjukkan setia
Karamkan di jiwa
Tanda bahagia

Dah lama ku tanam kasih

Mengapa orang tak setia
Sabarlah sabarlah sayang
Pasti kan bersemi jua

Dugaan pasti kan mendatang

Walaupun bukan diundang
Hilanglah nikmatnya bercinta
Itu mainan bercinta

Rayu merayu pujuk memujuk

Aku tak tahu aku jemu
Bukan ku mahu gagal bercinta
Tidak ku mahu hidup melara

Saling percaya

Saling mengerti
Hindarilah cemburu buta
Usah prasangka
Hilangkan rajuk
Moga tercapai saat bahagia

Akan ku cuba hidup bahagia

Akan ku tempuh lumrahnya bercinta
Akan ku cuba hidup bahagia
Akan ku tempuh lumrahnya bercinta

Tiada Beza Disisinya

Takkan ku bersayu hati
Walau kau tinggalkan ku pergi
Di dalam pekat malam
Di dalam cerah pagi
Ada rahsia tersembunyi

Kusedar siapa diri ini

Menumpang di hujung jalan sepi
Mana bisa diikat...
Kaca pada permata
Mana mungkin kasih...
Berlantaikan hati kita

Jauh kian jauh

Nun jauh di sebalik awan
Sepi kian menyepi
Bila kau milik orang
Kudoa kau bahagia

Cuma yang kupinta

Usah engkau hina aku tak berharga
Di sebalik wajah kian mengalir
Darah merah yang sama dengan ku

Walau kau enggang

Biarkanlah pipit sama-sama berterbangan
Tiada beza di sisinya
Semua insan sama saja

Benang Emas - Achik dan Nana

Benang emas benang suasa
Sayang selasih hamba lurutkan
Kerna cinta badan binasa
Kerna sayang diri terbuang
Sampai di sini hubungan kita
Tidak mungkin bertemu kembali

Inilah cerita duka

Aku yang hanya emas sesaga
Tak terbeli cintamu dara
Aku musafir tiada berharta
Aku musafir tiada berharta
Aku musafir tiada berharta

Aku bukan memandang harta

Apa daya ku seorang wanita
Ayah bonda tak restui kita
Semua berakhir di sini saja
Hanyalah di sini saja

Biar ku simpan kenangan lalu

Jadi pelangi penghias senjaku
Apa dayaku kasih terhalang
Terlukalah hati muda yang malang

Kita bersanding di tirai mimpi

Disaksikan pungguk sendu bernyanyi
Andai sejarah ditulis semula
Kita genggam pelamin yang nyata

Aku tak akan lupa

Cerita duka mengguris jiwa
Apa lagi nak ku kata
Andai cinta kita di sini saja
Andai kasih kita di sini saja

Aku bukan memandang harta

Apa daya ku seorang wanita
Ayah bonda tak restui kita
Semua berakhir di sini saja
Hanyalah di sini saja

Aku tak akan lupa

Cerita duka mengguris jiwa
Apa lagi nak ku kata
Andai cinta kita di sini saja
Andai kasih kita di sini saja

Benang emas benang suasa

Sayang selasih hamba lurutkan
Kerna cinta badan binasa
Kerna sayang diri terbuang
Sampai di sini hubungan kita
Tidak mungkin bertemu kembali

Benang emas benang suasa

Sayang selasih hamba lurutkan
Kerna cinta badan binasa
Kerna sayang diri terbuang
Sampai di sini hubungan kita
Tidak mungkin bertemu kembali

Ezad feat Safura : Andang Cintaku Menyala (MTV)

Kamis, 24 Februari 2011

Achik & Nana - Paling Comel

Mainan Cinta

Achik & Nana - Resipi Berkasih

Achik & Nana - Adat Berkasih

Nana&Achik

Bukan Jodoh Kita - 2by2

Darmansyah - Hanya Satu

DIPERJALANAN-SULTAN

new boyz - khilaf.avi

Tomok - Arjuna

OIAM 3 Top 4 Tomok Alleycats Medley (GQ)

Aweera - ku disini

Awie - Di Penjara Janji

Tomok Album Preview (12 songs) 2010

tomok - bagaikan bidadari (official music video)

tanya sama hati versi rock

Gadis Melayu

AMUK - Seakan Menguji

Fotograf - Jangan Kau Ucap Selamat Tinggal (MM89)

Fotograf - Di Alam Fana Cinta Mu *Original Audio

Fotograf - Ke Pintu Kasih Mu *Original Audio

Rabu, 23 Februari 2011

Sabtu, 12 Februari 2011

WINGS - Lena di ulit intan

Patahnya Sayap Malam - Masa

Mega - Takdir Dan Waktu

Mega - Bayangan Gurauan

Terlanjur Menyintai Mu - Fair

Airmata Di Hari Persandingan Mu - Lestari

LESTARI - Mahligaimu Dari Airmataku

Usah Turut Kata Hati - Data

Ditelan pahit dibuang sayang-Legancy

Rahsia Disebalik Hati - Grand

Ini Cinta Ku Yang Pertama - Versi

Memori Cinta Semalam - Menara

Rindu Pada Yang Tak Sudi - Slash

success - buaian cinta

Aku Cinta Padamu - Success

TEJA - Kenangan Di Taman Cinta

TEJA - Kenangan Semusim Cinta

Kamis, 03 Februari 2011

SAYEMBARA


Telah kau cipta dari terlanjur kata
Sebuah sayembara

Dosa menjadi
Sangkar mengurung diri
Diri menjadi abdi

Abdi kepada rasa hancur binasa
Takdirkah atau alpa

Jadi mimpi jadi abdi
Jadi ngeri, hilang seri
Hilang wajah
Hilang harga arah diri

Semua salah, ada saja
Tidak kena, jadi pening
Jadi pusing buatku melenting

Lama-lama rantai jiwa
Perasaan kacau bilau
Dengan dosa penuh kepalsuan

Kita rasa, citarasa
Alam cinta, tanpa dusta
Sini sana
Sebenarnya sama


SANDIWARA CINTA SEMUSIM


Bila debunga cinta
Gugur layu terkulai
Sepi menyelubungi
Hatiku yang kini melara
Pudar bersama masa
Cinta semusim kita
Yang tak bisa
Bertaut kembali

Telah aku menduga
Tiada indah mewangi
Hanya bersanding dikau
Berpura cinta dan berbudi
Bukan membalas cinta
Yang lahir dari hati
Mu yang suci
Cinta yang abadi

Oh tak ku menduga mengapa
Bisa terjadi sebegini
Ku fikir selama-lamanya
Ini cinta kita hati ke hati
Dimana janjimu katamu
Akulah milikmu abadi
Oh tak mingkin ini hanyalah
Semata-mata sandiwara

Jika itu kehendakmu
Mungkin nanti
Satu waktu
Kau kan kesal
Hingga ke akhir hayatmu


PATAH RANTING DICERMIN USIA


Di saatku berlari
Mengejar mentari
Terlupa masa

Engkau menanti
(Pasrah engkau menanti)
Sekeras hatiku
Walaupun perit

Kau yang mengharap kasih
Ku mengendahkan
Menyisir airmata
Menghapus lara

Kau ikat pada janji
Akulah yang satu
Rela merintih dari terpisah

Patah ranting dicermin usia
Ku tersedar kesilapanku
Menyusur arusnya
Dunia yang fana
Kekaburan

Kau kekasihku
(Kau kasihku yang setia)
Kilauanmu bak mutiara
Tak terpamir
Dibingkai kaca

Walau hujan berkurun
(Walaupun hujan berkurun)
Didanau kasih bergelora
Takkan tawar
Lautan cintaku


MIMPI YANG PULANG


Sumpah yang mana
Yang dapat merebut seri
Kalung cintamu
Jurang yang mana
Yang mampu memisahkan
Rasa setiaku
Takkan ke mana
Seandai di mulut
Kau tak sepenuh hati

Lidah siapa
Yang manis bermadu dulu
Mungukir janji
Wajah siapa
Berbayang seribu rupa
Meragut kalbu
Tak ke mana
Seandai di hati
Bertakhta palsu
Ragu tak henti

Moga jadi pengalaman
Dan pengajaran
Antara kita
Tidak menjadi dendam
Aku takkan muram
Oh kerananya...

Pedih ku buang
Mimpi pun pulang
Bersama engkau
Yang telah hilang

Dunia yang mana
Dapat kau sembunyi diri
Lari dari ku
Alam yang mana
Dapat menyisihkannya
Benar kasihku
Pasti nanti
Engkau merasai
Jangan tangisi
Cinta yang pergi


MANTERA ANAK SENI


Mantera anak seni...
Mantera anak seni...

Laut
Lumpur
Besi
Kebal
Dan sakti

Kalaulah hendak
Jangan dicari

Berasal
Berusul
Aku bernama
Tak gentar
Tak lentur
Aku sejati

Berdayung
Bermudik
Aku berkampung
Bermadah
Berpantun
Aku bersantun

Bersalam
Bersila
Adat ibunda
Jiwa hidup
Berbakti
Kan dibawa mati

Kembalilah semangat
Ke gelanggang anak seni
Biarlah badai bertalu
Biarkan berlalu
Biarlah gelora di samudera
Berhembus
Membangkit dirimu
Dari mimpi


GERHANA CINTA LUKA


Sinar mentari senja
Mendung menyelubungi
Melingkar jiwa
Kau hadir bagai mimpi
Laksana embun pagi
Yang menyirami

Pintamu keterlaluan
Mahligai puncak kayangan
Tak bisa ku tunaikan
Hanyalah syair sendu
Yang dapat kudendangkan
Untukmu...

1
Kita hanyut di buai gelora
Kita layarkan kamar bahtera
Akhirnya tenggelam
Karam di lautan cinta

2
Patah tumbuh hilang berganti
Mengertilah oh...
Walaupun berbeza akhirnya
Terimalah...

( ulang 1, 2 )

Jangan dikesal
Kiranya kau tersiksa
Suratan takdir
Yang telah menimpa
Kita...

Terlerai janji setia
Musnahlah segalanya
Mahkota impian
Andainya aku tiada
Usahlah ditangiskan
Kehilangan...

Kilauan cinta yang suci
Yang kau surahkan dulu
Kini gerhana...
Biarpun sebak di dada
Relakan kumelangkah
Selamanya..


DI PINTU MAHLIGAI


Di dalam kesunyian
Kurasa gelombangnya
Menyintaimu satu kewajipan
Tapi tak terluah dengan perkataan

Tika fajar menyinsing
Kusentuh sinar kasih
Dari matamu dekat dan terasing
Aku menanti singkapan tabir cinta
Aku menanti saaat menjadi nyata

( 3 )
Kesunyian ini terlalu indah
Walaupun pahit untuk menelan
Walaupun pedih sanggupku tahan
Dan kurelakannya

Puteri di pintu mahligai
Kulihat kasihmu melambai
Walaupun jauh tapi jelas
Jiwaku menyentuh jiwamu

Puteri di pintu mahligai
Nyatakan segala impian
Sambutlah tangan sambutlah
Semoga terlepas segala siksaan

( ulang dari 3 )

Dengan sayap impian
Ingin terbang ke sana
Membawa cinta sebesar dunia
Apa jua milikku dan kutahu
Hanya untukmu


DEBU-DEBU RINDU


Tiada gunanya sanjungan
Mencapai Awan
Melayar lamunan
Bisa melenakan

Tiada gunanya penghargaan
Mendakap bintang
Seindah semalam
Amay mengasyikkan

Yang kutahu
Aku di persinggahan
Yang kutahu
Aku diperantauan
Dibelenggu pilu
Sendiri termangu

Karam sudah
Cinta seluas lautan
Hilang lenyap
Kasih dalam pengabadian
Lebur ikatan insan pujaan
Jadi rinduan

Tiba masanya
Kita pasti ditemukan
Tiba waktunya
Kita pasti bersama

Saling mengenal
Ertinya cinta
Jalinan rindu di kalbu
Debu-debu rindu








BAKAN KU TAK SUDI


Ku anggapkan semalam
Satu kenangan yang suram
Bila cinta kita
Putus di jalan

Ku harapkan impian
Menjadi kenyataan
Namun aku kecewa

( 1 )
Mudahnya waktu melafazkan janji
Engkau dan aku berdua serupa
Rupanya mentari dalam mainan percintaan

Telahpun ku bentangkan segalanya
Mencari entah dimana silapnya
Jelas asmara kecundang jua

Bukan ku tak sudi kasih
Untuk bersamamu bercinta lagi
Kerna antara kita
Tidak sehaluan lagi

Maafkan diriku sayang
Menolak cintamu untuk kali ini
Walaupun ku tahu
Bersungguh benar rasa hatimu

( ulang dari 1 )


BUKAN AKU TAK CINTA


Saat kita berpisah
Kau pegang erat tanganku
Sepertinya tak merelakan
Kepergianku untuk meninggalkanmu

Dermaga saksi bisu
Waktu ku kucup keningmu
Perlahan kau lepaskan pegangan tanganku
Aku lihat kau menangis...

Lambaian tanganmu
Masih ku ingat selalu
Itu yang terakhir
Ku melihat dirimu

Sudah sering kau kirim surat
Namun tak pernah aku jawab
Lalu kau kirimkan undangan
Agar kau tak berharap

Bukannya aku tak tega
Bukan pula aku tak cinta
Kerana orang tua
Yang tak merestui cinta kita



BUDI


Oh pedihnya
Terasa bagaikan
Duri selumbar
Menikam di hati

Dan kemanakah
Nak ku cari
Oh secangkir air
Buat penawar luka

Andainya zahir
Yang terluka
Ku rawat sembuh
Tinggal parutnya

Andainya batin
Yang sengsara
Ku bawa mati
Hingga akhirnya

Ku semai budi
Ku siram kasih sejati
Harapkan subur murni
Rupanya tak menjadi

Budi ku tabur berkubur
Kasih ku ikat putus bercerai
Ternyata tiada keikhlasan...

Sebagaimana yang telah
Engkau lafazkan
Ternyata tiada pengertian
Kita kecundang...


SHEILLA


Sheilla, bila kau terluka
Aku pun tersiksa
Betapa besar cinta kita
Yang telah terbina
Namun terhalang
Dinding pemisah
Begitu tingginya

Sheilla, kini terbelenggu
Kerna orang tuamu
Di mata mereka
Yang ada intan dan permata
Aku tak punya harta dan benda
Mungkin akan membuat sengsara

Lalu ku cuba bertanya
Untuk apa cinta kita
Sekian lama kita bina
Hanya berbuah derita

Oh... Sheilla tabahkanlah
Suratan di dirimu
Oh Sheilla, relakanlah
Kita harus berpisah

Sheilla, aku menyedari
Betapa susahnya
Mana yang harus engkau pilih
Aku atau dia
Mengapa kita harus bertemu
Sheilla, oh sheilla



BULAN JATUH KERIBA


Sehalusnya sutera
Ku gambarkan wajahmu
Harum mawar jingga
Budimu...

Sinaran nirwana
Pujangga pun terlena
Hingga mata pena
Ternoda ertinya...

1
Bulan jatuh ke riba
Aku terpesona
Sinaran permata
Itukah bahagia

2
Bagai purnama
Sinar wajahmu
Aku memburu
Rahsia mu itu
Bagai purnama
Ku di medan cinta

3
Kekalutannya
Kata pujangga
Bulan di riba
Retak segala
Telah perdaya
Wajah mengikat cinta

( ulang 1, 2, 3 )

Aku menjadi
Mangsa sinaran
Dari pancaran
Majah kasihku
Indah dipandang
Hati kepalsuan

Tidak ku harap bulan di awan
Jatuh ke riba menjadi abu
Tidah ku harap cinta pandangan
Menjadi tugu...

Sehalusnya sutera
Ku gambarkan wajahmu
Bulan jatuh ke riba
Hakikat itu...


RUMAH KECIL BULUH SEMAMBU


Jauh sudah melangkah
Ku pergi
Harapan membawa ku
Melangkah tujuan
Oh khabarnya mutiara di sana
Bagai sutra idaman berkilauan

Terasa penat aku berhenti
Semacam kepiluan menerpa di jiwa
Wajah wajah yang teramat ku sayang
Berlari rian di depan mata

Oh oh oh oh bukan permata
Yanbg memberikan bahagia
Aku dan jemu hiudp terpaksa

Oh oh oh oh semakin saya
Ingin benar ku tempuh kembali
Masa yang silam dan abadi

Aku (sering) merindu
Terbayang-bayang setiap waktu
Memang sukar untuk ku
Lupakan kenangan yang lalu

Seperti mana aku bermula
Ingin ku akhir segala-galanya
Rumah kecil dari buluh semambu
Hidup dengan cara termampu



SATU KESAN ABADI


Jalan terang Luas menanti aku
Dengan dendang Irama hidup baru
Dibelai cintamu

Hilang dendam Lenyap ia sendiri
Datang tenang Makin aku hayati
Makin lapang dadaku Ku rasa sentosa

Sendiri meminta Dicantum padanya
Tak gelisah lara Cerita yang punah
Biarpun meronta Tidak menjadi ngeri

Ku yakin disana Gelap yang tiada
Kesan satu cinta Terpancar cahaya
Jelas segalanya Hanya sinarmu
Yang mampu Memberi cinta itu

Dengan aman Senyumlah sepuasnya
Jauh berbeza Bagai yang dirasakan
Rasa yang disini

Itu satu rahsia Hanya tersendiri
Itu satu iringan Nyayian mimpi

SERIBU PENGHARGAAN


Dinginan sang bayu
Menghembus longlai
Menyemai rasa
Di sanubariku

Tiada ku sangka
Atau lamunan
Yang mengganggui
Atau hanya mimpi

Walau tak ku duga
Walau sederhana
Namun kau hulurkan budimu

Penghargaan ini
Akan ku kenangi
Di sepanjang hayatku

Kiranya kau masih mengingati
Seribu penghargaan
Kiranya kau menyelami
Perasaanku
Seribu penghargaan

Pada angin lalu
Aku bertanya
Apa kekurangan
Atau di puncak jaya

Bagai hidup ini
Dilambung ombak
Di lautan luas
Untuk ke seberang




BUKAN NIAT KU


( 1 )
Tertutupkah sudah hatimu
Untuk menerima ku lagi
Apakah keras hatimu
Tak bisa lentur lagi

( 2 )
Bukan ku sengaja
Mahu kau terluka
Bukan niatku

Kalau pun memang
Aku bersalah
Namun sebesar manakah
Begitu susah utk kau maafkan
Hingga ingin kau singkirkan
Bumi yang manakah yang tak pernah basah
Bila hujan mencurah

( 4 )
Aku usah berubah
Usah diturutkan hati marah
Di hati kecilmu
Ku tahu kau tak begitu

Sudah lumrah cinta
Suka bersulamkan air mata
Kita dihiris rencana
Terpetik cinta sukunya

Kita buang keruh yang melanda
Kasih pasti jernih semula
Tak siapa di dunia merasa
Cinta terlepas sengsara

Tanpa rajuk hiba
Tak ketemu makna
Nikmatnya cinta

( ulang 4, 5, 1, 2 )

Bukan niatku...

( ulang dari 1 )





SELAMAT TINGGAL PENDERITAAN

Langkah demi langkah
Aku teruskan jua
Masa demi masa
Sampai akhirnya
Terima kasih
Atas penghinaan
Yang kau lemparkan

Tangga demi tangga
Kita daki bersama
Jatuh terluka
Bangun semula
Terima kasih
Atas kesakitan
Yang telah kau berikan

1
Kerana itu penghinaan
Juga cemuhan
Diganti dengan kepujian
Dan kemuliaan

2
Airmata menjadi permata
Kebencian menjadi cinta
Inilah hidup did dalam dunia
Bak sandiwara

3
Selamat tinggal kesengsaraan
Selamat tinggal penderitaan
Terima kasih atas pengalaman
Yang kau berikan

( ulang 1, 2, 3 )

Kini terbukti
Cinta yang kualami
Bukannya mimpi
Lautan api boleh menjadi
Oh! taman salji..

MAHLIGAI SERIBU MIMPI

Sungguh lama ku pendamkan
Menjadi rasa naluri
Panah cinta ku tembus sifat mu itu

Riwayat mu ku satukan Di dalam hakikat cinta
Makrifat pun seabadi Kau tak mengerti
Cintaku kepada mu

Kasih ku mimpikan Dikau beribu makna
Beribu suka duka ku tempuhi
Hadirlah kasih bagai Titian pelangi

Bukalah gerbang mahliga Dihati ini
Mahligai seribu
Impian dan bayangan
Masihku sembunyikan rahsianya

Mahligai seribu
Ku impikan kenyataan
Pada mu ingin ku zahirkan kasih Terangi ia
Bawakan cinta mu
Wangian syurgawi

Mahligai seribu
Hakikat ku menunggu
Hadirlah mu bersama kerelaan
Nescaya ada Erti kebahagiaan
Tak terucap dengan kalimah syahdu

Carilah aku Di awal mula
Di akhir tiada Akhirnya

HANYA SATU PERSINGGAHAN

Di sini kasih pernah berbunga
Tiada harum tiada warna
Disini cinta pernah membara
Tanpa bahang dan tanpa apinya
Begini yang ku rasa
Hidup kita berdua

Disini langin mendung selalu
Tiada cahaya menyinari ku
Disini aku tiada terdaya
Mengikut kata tanpa bicara
Kerana engkau tahu
Aku tidak sepadan dengan mu

Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabdian yang rela
Pemergianku oh kerana terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna
Anggaplah kehadiran ku
Hanya satu persinggahan
Aku tidak menjanjikan
Mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan

Biarlah jauh dari pandangan
Daripada dekat penuh siksa
Biar berduka biar melara
Dari sengketa sepanjang masa
Janganlah engkau harap
Ku menghambakan diri

BLUES TERENGGANU KITA

Kalu tuang gi pata timor
Jangan lupa maghi sokmo
Negeri terengganumemang sohor
Tempat molek, tanah subor
Tempak Molek, tanah suhor
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoi guang gamoik tu
Yak kelih wak tangi

Pulau kapas, Pulau Redang
Kita lalu ikut Marang
Jangan lupa kuala berang
Sekayu comel, zaman berzaman
Sekayu comel, zaman berzaman
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

Hoy hoy hoy
bangun ke laut eeh...
takat ikang di Kuala Kemamang
Petang-petang wat kerpok gete
Ramai orang, atah gere

Main dam dua tiga papang
Dok sedor sampai ke malang
Kedai payang jual budu belacang
Batek tembaga dan macang-macang

Kalu nok tra nasi dagang
Kita pakat gi kampong ladang
Buat bekal gi merang
Di setiu pata peranginan
Singgah sebetor ke rantau abang
Kita tengok penyu telor
Kita tengok penyu telorSelamt datang wei...
Tempat kami ramai-ramai
Selamat datang
Negeri kami

Kita singgoh kat primula
Batu burok tepi pata
Laut biru di tanjong jara
Tempat rilek orang dok kacai
Tempat rilek anok-anok dara
comel-comel belaka...
Na na na na na Terengganu kita ( 2X )

HAKIKAT SEBUAH CINTA

Aku adalah insan yang tak punya
Cuma rasa cinta membara
Lalu tercipta rinduku padanya
Kerana cinta bahagia

Pujangga menyatakan oh cinta berharga
Dari emas dan permata
Lalu ku bawa cinta di persada jiwa
Sinar menyuluh gelita

Sewaktu debar cintamu terasa melanda
Bangkit rinduku padamu di ketika itu
Lalu tersentak diriku sedari lamunan
Kini sebenarnya aku telah kau tinggalkan

Aku adalah insan yang tak punya
Kilauan emas permata
Lalu kucuba menaburi cinta
Bagimu tiada nilainya
Tiada harta dan cinta

SUCI DALAM DEBU

engkau bagai air yang jernih
di dalam berkas yang berdebu
syakhirnya kotoran itu terlihat
kesucian terlindung jua

cinta bukan hanya di mata
cinta hadir di dalam jiwa
biarlah salah di mata mereka
biar perbedaan terlihat antara kita

* kuharapkan kau kan terima
walau dipandang hina
namun hakikat cinta kita
kita yang rasa

reff: suatu hari nanti pasti kan bercahaya
pintu akan terbuka kita langkah bersama
di situ kita lihat bersinarlah hakikat
debu jadi permata, hina jadi mulia

bukan khayalan yang aku berikan
tapi keyakinan yang nyata
karena cinta lautan berapi
pasti akan kurenang jua